Bahagia Itu Sederhana


"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Dulu sewaktu SMA, aku pernah ngerasain hidupku datar banget. Datar dalam arti apa pun yang aku lakukan aku ngerasa biasa aja. Apa yang ku dapat aku juga merasa biasa aja. Aku menjalani hari-hari yang menurutku selalu 'biasa aja'.

Lama-kelamaan, aku mulai merasa nggak berguna. Aku merasa apa pun yang kukerjakan hasilnya nggak sempurna. Aku jadi suka mikirin banget suatu hal dan kadang-kadang bisa sampai stres. Mood-ku juga sering nggak bagus. Ditambah pola makan yang sering nggak teratur bikin aku sering sakit. Pernah, diawali dari mood yang jelek karena suatu hal dan kemudian kupikirin terus, aku jadi demam. Dan demamnya langsung berkurang sehabis aku nangis. 

Kenapa aku begitu?
Aku juga bingung. Nggak ada yang salah dalam hidupku, semuanya berjalan normal.

Waktu itu aku nggak sadar, hidupku nggak baik-baik aja.
Waktu itu aku lupa.
Aku lupa bersyukur.

"Apapun yang kita lakukan, kita harus selalu bersyukur"
Sering banget dengar kalimat ini kan? Kebanyakan orang pasti menanggapinya dengan enteng, "wah jelaslah, masa lupa bersyukur". Kenyataanya, masalahnya bukan karena kita tidak bersyukur, tapi kurang bersyukur. 

Alhamdulillah
Setelah aku sadar, aku langsung bersyukur karena masih diingatkan untuk selalu mengingat-Nya.
Dan semenjak itu aku selalu bersyukur apa pun kondisiku. Di saat senang, susah, saat awal bulan (gajian), saat ditraktir teman, bahkan saat nilai uts matdis di bawah rata-rata. Salah satu pelajaran penting dalam hidupku dan untuk kita semua: kita bersyukur bukan karena bahagia, tapi karena bersyukur kita bahagia. Setiap puji syukur adalah titik-titik kebahagiaan.


Comments

Popular Posts