Tentang bersikap
Menatap langit Kota Praha |
Ketika sudah sangat mengenal seseorang (misalnya keluarga, adik, kakak, teman dekat) gaya bicara kita pun berbeda, lebih akrab dibandingkan dengan orang yang hanya kita kenal sekadarnya.
Keakraban itu pun membuat toleransi dalam cara berkomunikasi kita berbeda. Misal, dengan teman X kita lebih mudah minta tolong dengan teman Y karena kita lebih dekat dengan X. Atau karena kita sudah sangat kenal dengan X dan sudah merasa saling memahami karakter masing-masing, tak jarang kita mengendorkan toleransi. Misalnya dengan menggunakan intonasi yang lebih tinggi ketika meminta tolong. Atau terbiasa bercanda yang merendahkan orang tersebut, yang kalau orang biasa bisa tersinggung.
Lalu kita berdalih:
"Nggak papalah, kita kan teman."
"Nggak papalah, dia kan adikku."
Saking biasanya lupa mengoreksi diri.
Lalu, datanglah waktu ketika ia meminta tolong kepada kita, meminta untuk diajarkan sesuatu. Kebiasaan menggunakan intonasi tinggi atau bercanda itu keluar. Atau kita malah cuek. Padahal, kalau orang lain yang meminta tolong, kita tidak begitu. Kita lemah lembut dan ingin menjaga citra kita di depannya.
Hanya Allah Yang Tahu apa isi hati teman kita. Ternyata setelah itu saudara kita itu tersinggung dengan sikap kita. Dia bandingkan pula cara kita memperlakukannya dengan cara orang yang tidak seberapa ia kenal memperlakukannya. Wah ternyata orang lain malah lebih baik perlakuannya. Lalu ia tidak jadi meminta diajari oleh kita. Hilang satu kesempatan berdakwah.
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembedar-pembesar Quraisy, maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya, padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang di takut (kepada Allah), engkau (Muhammad) malah mengabaikannya. Sekali-kali jangan (begitu)! Sunggu (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan. (QS 'Abasa: 5-11)
Tulisan ini saya tulis sebagai pengingat untuk diri yang masih sembrono dalam bersikap. Semoga Allah Berikan kesempatan untuk selalu memperbaiki diri.
أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ - 80:5
Comments
Post a Comment