Living in Trento
Buongiorno!
Akhirnya bertemu weekend yang luang dan bisa dipake buat
nulis :D Setelah sebulan tinggal di negara nan jauh dari rumah, saya ingin
cerita sedikit tentang kehidupan di sini.
Apa yang pertama kali kalian pikirkan kalo dengar kata “Italia”?
Pizza, pasta, menara pisa, colosseum? Iya, pasti nggak jauh dari makanan dan
tempat-tempat wisata karena negara ini memang terkenal akan makanannya dan
tempat-tempat yang romantis.
Anyway, saya
tinggal di Kota Trento, sebuah kota di Provinsi Trentino, di Italia bagian
utara. Sebuah kota yang nggak terlalu besar dan ramai, dan sangat natural. Lokasinya
sendiri di sekitar pegunungan, gak yakin itu pegunungan Alpen apa Dolomite
hehe. Wilayah Trentino ini memang terkenal dengan alamnya yang luar biasa bagus
dan katanya pemandangan dari puncak pegunungan juga bagus banget. Makanya hiking masuk to-do list saya selama di sini. Landmark Kota Trento yang terkenal
ialah Piazza del Duomo di city center, di sana ada Duomo (katedral) dan Fontana di Nettuno (air mancur
Neptunus). Sebenarnya banyak tempat-tempat kuno lain yang terkenal di kota ini,
tapi saya juga belum jalan-jalan banyak haha next post, may be :p
Pemandangan dari flat |
Fontana di Nettuno |
Duomo |
The street at the city center |
View from Povo, near my faculty |
Perubahan yang cukup drastis sewaktu saya mulai tinggal di
sini yaitu suhu! Dingin. Sebulan yang lalu kalau pagi paling rendah sekitar 12
C dan siangnya rata-rata masih 23 - 25 C. Kalau sekarang karena udah masuk
musim gugur suhunya tidak lebih dari 20 C, kalo siang sekitar 12-15 C, dan
jangan tanya kalo pagi. Saya kalo tidur pake sweater, kaos kaki, dan selimut
dobel :v Padahal sewaktu di Jogja, udah cukup kedinginan dengan suhu terendah
18 C.
Perubahan drastis lainnya tidak lain dan tidak bukan adalah bahasa.
Italia bukan kayak Belanda yang sebagian besar warganya bisa berbahasa Inggris.
Di sini kehidupan sehari-hari memakai bahasa Italia. Mendingan, karena katanya
kalo Trentino yang lebih utara mereka juga biasa pake bahasa Jerman hahaha mati
aja kalo harus adaptasi sama 3 bahasa (English
is still my problem!). Kalau kuliah, karena saya di sini ngambil program
Master, jadi semua matkulnya pake Bahasa Inggris. Di kota Trento ini juga cukup
banyak mahasiswa internasionalnya, jadi at
least kalo ngobrolnya ke anak muda, masih bisa saling mengerti. Dan saya
rasa Italian juga nggak terlalu sulit
untuk dipelajari dan sangat menarik. Di sini saya dibolehin ikut les bahasa
Italia gratis dari kampus. Kemaren udah sempat ikut yang intensif 2 minggu dan
berniat ngelanjutin lagi. Permasalahan saya cuma speaking in English saya masih jauh dari baik. Sejak jaman dahulu
kala kayak nggak ada peningkatan :’) Tapi nggak mau kalah saya mahasiswa asing
lain yang notabenenya juga tidak berbahasa inggris di negara asalnya.
(semangat!!!)
the picture was taken from here |
Orang-orang Italia gimana, Mei? Sejauh ini, yang saya temui
baik-baik dan ramah. Mirip-mirip sama orang Indonesia, doyan ngobrol (dan
ngomel), kalo ngobrol kadang suaranya keras trus intonasinya kaya marah :v
Ramah, kalo memulai dan mengakhiri percakapan pasti nyapa ‘Ciao!’, semacam ‘halo’ kalo di Indonesia. Doyan kopi dan masak (atau makan?). You have to see this video. I did dan saya jadi nggak ngerasa culture shock bangetlah hahaha.
the picture was taken from here |
Oiya, kalo lalu lintas, di sini jelas jauh lebih rapi dari
Indonesia karena jarang banget yang naik motor. People prefer taking public transportation or walking. Kalo mau
nyebrang harus di zebra-cross dan
mobil-mobil langsung berhenti kalo ngeliat ada yang mau nyebrang. Saya
kebiasaan nunggu jalanan sepi kalo di Indo kadang malah jadi gak enak sama
mobilnya karena responnya telat :v Tapi ini tergantung kotanya juga sih, it happens in Trento, tapi waktu saya ke
Padova dan Verona nggak semua mobil langsung berhenti. Tapi di sini masih
sering juga ngeliat pejalan kaki nyolong lampu merah untuk nyebrang karena lagi
sepi. Nggak mau nge-judge kelompok
tertentu sih, belajar jujur dari diri sendiri aja :D Yang jelas, Trento cukup
aman dibandingkan kota-kota besar lain di Italia, menurut para alumni Italia
(karena Trento nggak besar :p) karena katanya sih orang-orang utara baik-baik.
Saya belum main ke selatan sih jadi belum bisa ngebandingin.
Makannya susah gak di sini? Alhamdulillah saya bawa banyak
makanan dari Indonesia :)) Seminggu pertama saya ngabisin rendang haha kalau
sekarang ya masak sendiri. Nggak susah kok, sama aja kaya ngekos di Jogja.
Bedanya di sini nggak ada burjo atau warung yang bisa didatangi kalo lagi males
masak. Kalo makan di luar biasanya saya nyari kebab atau menu vegetarian,
paling simpel sandwich cuma isi keju. Tapi biasanya kalo jalan2 saya udah
nyiapin bekal.
Tapi bener banget harus nyobain pizza, pasta, dan gelato di sini.
Pizza di sini lebih simpel menurutku dan tetap enak (I always love pizza!!).
Kalo pasta, karena bentuk, jenis, dan sausnya bervariasi belum bisa menilai,
tapi kayanya enak semua :)) Dan gelatonya super enaaak, tergantung tempat belinya
juga sih tapi hehehe. And yes, they also have rice here! Namanya risotto. Tapi
cara masaknya beda, semacam direbus gitu tapi jadinya tetap nasi bukan bubur.
Yang perlu diperhatiin kalo cari makanan di sini ya jangan
sampe mengandung pork atau wine. Saya juga menghindari makan daging, kecuali kebab, soalnya
ragu kehalalannya. Tapi tenang aja, di sini ada toko Bangladesh dan Pakistan
yang menjual daging halal (ayam, sapi, kambing). Dan agak surprised sewaktu
nemu Indomie di toko Bangladesh dan nggak cuma satu rasa ahaha. Siapa bilang
Indomie cuma ada di Belanda, bahkan di kota kecil di Italia juga bisa nemu kok
:p
Tempat tinggalnya gimana, Mei? Saya tinggal di student house yang namanya San
Bartolameo (SanBa). Tempatnya enak dan nyaman. Selantai ada sekitar 20an orang,
dan punya dapur dan ruang duduk bersama. Di
dapur masing-masing punya loker buat nyimpan alat masak dan bahan makanan. Ada
beberapa peralatan masak yang bisa digunakan bersama juga. Di sini aku milih
kamar yang double room. Alasannya,
biar ada temen ngobrol (it can help me improving my English as well!) dan karena
lebih murah ahaha (money always matters). Walaupun udah ditakut-takutin senior
di sini gimana kalo dapat roommate yang nggak bersih atau yang islamophobia,
dan Allah emang baik banget karena roommate saya juga muslim asal Bangladesh :’)
Walaupun nggak alim-alim banget setidaknya saya sama sekali nggak bermasalah
solat dan ngaji di kamar.
Oiya, di student house
ini kebersihan kamar harus dijaga banget. Sebulan sekali mereka akan
nginspeksi kebersihan kamar dan kamar mandi detail banget, benar-benar harus
mastiin nggak ada debu dan rambut! (the hardest part). Kalau kelihatan nggak
bersih mereka akan ngasih peringatan untuk inspeksi lanjutan dalam minggu tersebut.
Dan kalau hasilnya masih negatif kita disuruh bayar biaya bersih-bersih,
walaupun syaa nggak tau jumlahnya berapa. Dan lagi, di sini sampah-sampah harus
dipilah. Nggak cuma organik dan non-organik, tapi sampe kertas, botol, plastik,
juga harus dipilah-pilah. Jadi ingat pas KKN sosialisasi pemilahan sampah, baru
diterapin beneran pas udah di negara orang :)) Dan kalo masak nggak boleh
ditinggal. Kalo ketauan bisa kena denda 100euro!
Overall, tempatnya nyaman banget dan Insya Allah betah di
sini. Tetangga selantai juga baik-baik dan lumayan akrab. Orang-orangnya
berasal dari negara yang beda tapi sebagian besar masih berasal dari Italia
jadinya saya sering banget dengar obrolan mereka pas dinner atau ngeliatin
mereka masak, kadang suka nanya-nanya cara masaknya juga tapi nggak icip-icip
kok :p Kita pernah ngadain party selantai, dinner sih lebih tepatnya. Dua teman
kami akan meninggalkan SanBa dan mereka bikin farewell party dengan tema
international dinner. Saya nyumbang nasi goreng nggak rasa nasi goreng. It was
the only party I attended since I was here, dan kayanya saya cuma mau datang
party kayak gitu deh karena aman dan nggak bakal sampe larut (jam malam
berisik2 di SanBa cuma sampe jam 11 sebenarnya, but we broke the rule at that
time only). But it was fun and I enjoyed it, since everybody was so nice.
credits to Karan |
Kuliahnya gimana, Mei?
Udah jalan-jalan ke mana aja?
I will keep those questions for the next posts :D
komplit dah, jadi pingin jalan-jalan, terus cerita mei ~
ReplyDeletesip yan haha
DeleteSemoga lancar terus mey :)
ReplyDeleteAmin. makasih fitri :D
Deleteditunggu post selanjutnyaa hehee semoga lancar semua urusannya meisyaaa
ReplyDeleteiya tee makasih ya :D
Deleteditunggu post selanjutnyaa hehee semoga lancar semua urusannya meisyaaa
ReplyDelete