KKN day 15
Jadi bagian dari kelompok KKN saat ini bukan pilihan utama saya. Sebelumnya saya udah bergabung dengan tim pengusul KKN Sabang selama sekitar sebulan. Kabar bahagia di tengah bulan Maret tentang kesempatan exchange ternyata bikin saya harus memutuskan untuk KKN di wilayah Jogja saja. Alasannya sih biar kalo ada urusan yang berkaitan dengan administrasi di kampus atau Jakarta nggak terlalu susah. Walaupun cuma kenal sebulan pertemanan kami masih tetap berlanjut (I'm still joining their chat group ^v^).
Untungnya ikut plottingan, nggak perlu ribet mikir rapat, program, dan lain2 yang harus dipikirin tim pengusul. Kita cuma pasrah aja ditaro di mana sama LPPM. Sayangnya, kita juga cuma bisa pasrah kalo kelompoknya ternyata gak sesuai banyangan. Kayak saya, yang ternyata dapat kelompok yang gak ada tim pengusulnya, dan bahkan awalnya kita gak diberi tahu kalo tim pengusul memang belum terbentuk. Emang rada apes juga, lokasi awal di Sleman yang awalnya ditentukan, ternyata menolak untuk didatangi KKN. Kita baru diterima secara resmi di lokasi yang baru di Bantul H-2 penerjunan. Serba mendadak ya? Yang penting bisa KKN tahun ini :v Sebelum penerjunan timku cuma pernah ketemuan sekitar 3-4 kali dan itu pun gak pernah komplit. Pertemuannya ya juga gitu2 aja membahas "bagaimana nasib tim kita yang tidak jelas ini" jadi bisa dibilang belum ngebahas sama sekali yang namanya "kerja sama" apalagi foto seunit pake baju KKN di rektorat.
Di lokasi, kita juga langsung ditempatin di subunit di empat kampung di dusun Kowen Dua. Satu subunit terdiri dari 6 orang. Jumlah cowok yang minim tetap dibagi rata jadinya satu subunit cowonya cuma 1-2 orang. Di subunitku, subunit yang paling pelosok, yang paling sederhana, kita menempati rumah petak berukuran sekitar 5x5 dengan satu kamar. Agak kaget pas tau kalo kamar mandinya itu di luar dan tanpa atap dan pintunya diangkat kalo mau buka tutup :v Memang pondokan teman-teman yang lain kebetulan jauh lebih baik kondisinya karena selain ekonomi kampung yang lebih baik mereka juga tinggal di rumah pak dukuh/RT. Beruntung saya dapat 5 orang teman yang super gila, yang temperamennya parah kaya habis kecelakaan semua, yang tiap sebelum tidur sejaman ngakak dulu, yang woles tapi kerjaannya beres, yang mudah-mudahan bisa kompak sampe akhir masa KKN ini dan seterusnya.
Dua minggu di lokasi KKN adalah waktu yang memang harus dimanfaatkan untuk beradaptasi. Mengenal warga, budaya, tata krama, kegiatan, dan yang paling utama ialah masalah yang mungkin diselesaikan oleh tim KKN. Di lokasiku, hampir seluruh warganya beragama Islam dan orang-orangnya juga ramah. Rutinitas kami, tiap buka puasa kami yang dikenal sebagai 'mbak mas KKN' mendengar pengajian di mesjid (pake bahasa Jawa...), menyalami beberapa orang yang kami jumpai (kenal nggak kenal), membagikan makanan untuk buka puasa, ikut ngobrol sama ibu2 dan anak2 (malah gak dekat sama remajanya). Tiap pagi ba'da subuh diajakin anak-anak jalan mutarin kampung ngelewati sawah dan tiga kali seminggu kami bantu mengajar di TPA. Tiap Minggu pagi diundang kegiatan dasa wisma ibu2, Lucunya saya yang tidak bisa berbahasa Jawa dipaksa mengerti omongan ibu2 dalam bahasa halus. Kalo gak ngerti saya cuma nanggapi dengan senyum sambil jawab "nggih, bu". Yang jelas, setelah cuti lebaran ini, kami sudah harus siap melaksanakan program sebenarnya. Bukan program tidur pagi dan siang masing-masing 2 jam sehari yang selama ini kami lakukan :v
NB: kalo tim yang lain pamer dolan di laut, kita juga bisa pamer dolan di sawah :))
#dolansawah: puyu & memei |
#dolansawah: puyu & bocah Manggung |
#dolansawah: sok candid mlaku ke kampung sebelah |
weh kamu sekelompok sama puyu? dia juga temen sma ku :v
ReplyDeleteIya yaan nambah lagi anak surabaya yg aku kenal hehehe
Delete